Selasa, 05 November 2019
BAB 2 (Pengalamatan IP Versi 4)
Alamat IP versi 4
Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4.
Panjang totalnya adalah 32bit, dan secara teoretis dapat mengalamati
hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di
seluruh dunia, jumlah host tersebut didapatkan dari 256 (didapatkan dari
8 bit) dipangkat 4(karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai maksimal
dari alamat IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 di mana nilai
dihitung dari nol sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah
256x256x256x256=4.294.967.296 host, bila host yang ada di seluruh dunia
melebihi kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6 atau IPv6. Contoh alamat IP versi 4 adalah 192.168.1.128.
Representasi alamat
Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Dalam beberapa buku referensi, format bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0 hingga 255 (meskipun begitu, terdapat beberapa pengecualian nilai).
Representasi alamat
Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni:
- Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada.
Dalam banyak kasus, sebuah alamat network identifier adalah sama dengan segmen jaringan fisik dengan batasan yang dibuat dan didefinisikan oleh router IP. Meskipun demikian, ada beberapa kasus di mana beberapa jaringan logis terdapat di dalam sebuah segmen jaringan fisik yang sama dengan menggunakan sebuah praktik yang disebut sebagai multinetting. Semua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network identifier yang sama. Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah Internetwork. Jika semua node di dalam jaringan logis yang sama tidak dikonfigurasikan dengan menggunakan network identifier yang sama, maka terjadilah masalah yang disebut dengan routing error.
Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255. - Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host (dapat berupa workstation, server atau sistem lainnya yang berbasis teknologi TCP/IP) di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier/segmen jaringan di mana ia berada.
Jenis-jenis alamat
Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:- Alamat Unicast, merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah Internetwork IP. Alamat unicast digunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one.
- Alamat Broadcast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone.
- Alamat Multicast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many.
Kelas-kelas alamat
Dalam RFC 791, alamat IP versi 4 dibagi ke dalam beberapa kelas, dilihat dari oktet pertamanya, seperti terlihat pada tabel. Sebenarnya yang menjadi pembeda kelas IP versi 4 adalah pola biner yang terdapat dalam oktet pertama (utamanya adalah bit-bit awal/high-order bit), tapi untuk lebih mudah mengingatnya, akan lebih cepat diingat dengan menggunakan representasi desimal.Kelas Alamat IP | Oktet pertama (desimal) |
Oktet pertama (biner) |
Digunakan oleh |
---|---|---|---|
Kelas A | 1–127 | 0xxx xxxx | Alamat unicast untuk jaringan skala besar |
Kelas B | 128–191 | 10xx xxxx | Alamat unicast untuk jaringan skala menengah hingga skala besar |
Kelas C | 192–223 | 110x xxxx | Alamat unicast untuk jaringan skala kecil |
Kelas D | 224–239 | 1110 xxxx | Alamat multicast (bukan alamat unicast) |
Kelas E | 240–255 | 1111 xxxx | Direservasikan;umumnya digunakan sebagai alamat percobaan (eksperimen); (bukan alamat unicast) |
Kelas A
Alamat-alamat kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya—untuk melengkapi oktet pertama—akan membuat sebuah network identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan.Kelas B
Alamat-alamat kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat sebuah network identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk setiap network-nya.Kelas C
Alamat IP kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah network identifier. 8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier. Ini memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap network-nya.Kelas D
Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, namun berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host. Untuk lebih jelas mengenal alamat ini, lihat pada bagian Alamat Multicast IPv4.Kelas E
Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat "eksperimental" atau percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama selalu diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.Kelas Alamat | Nilai oktet pertama | Bagian untuk Network Identifier | Bagian untuk Host Identifier | Jumlah jaringan maksimum | Jumlah host dalam satu jaringan maksimum |
---|---|---|---|---|---|
Kelas A | 1–126 | W | X.Y.Z | 126 | 16,777,214 |
Kelas B | 128–191 | W.X | Y.Z | 16,384 | 65,534 |
Kelas C | 192–223 | W.X.Y | Z | 2,097,152 | 254 |
Kelas D | 224-239 | Multicast IP Address | Multicast IP Address | Multicast IP Address | Multicast IP Address |
Kelas E | 240-255 | Dicadangkan; eksperimen | Dicadangkan; eksperimen | Dicadangkan; eksperimen | Dicadangkan; eksperimen |
Alamat Unicast
Setiap antarmuka jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP harus diidentifikasikan dengan menggunakan sebuah alamat logis yang unik, yang disebut dengan alamat unicast (unicast address). Alamat unicast disebut sebagai alamat logis karena alamat ini merupakan alamat yang diterapkan pada lapisan jaringan dalam DARPA Reference Model dan tidak memiliki relasi yang langsung dengan alamat yang digunakan pada lapisan antarmuka jaringan dalam DARPA Reference Model. Sebagai contoh, alamat unicast dapat ditetapkan ke sebuah host dengan antarmuka jaringan dengan teknologi Ethernet, yang memiliki alamat MAC sepanjang 48-bit.Alamat unicast inilah yang harus digunakan oleh semua host TCP/IP agar dapat saling terhubung. Komponen alamat ini terbagi menjadi dua jenis, yakni alamat host (host identifier) dan alamat jaringan (network identifier).
Alamat unicast menggunakan kelas A, B, dan C dari kelas-kelas alamat IP yang telah disebutkan sebelumnya, sehingga ruang alamatnya adalah dari
1.x.y.z
hingga 223.x.y.z
. Sebuah alamat unicast dibedakan dengan alamat lainnya dengan menggunakan skema subnet mask.
Jenis-jenis alamat unicast
Jika ada sebuah intranet tidak yang terkoneksi ke Internet, semua alamat IP dalam ruangan kelas alamat unicast dapat digunakan. Jika koneksi dilakukan secara langsung (dengan menggunakan teknik routing) atau secara tidak langsung (dengan menggunakan proxy server), maka ada dua jenis alamat yang dapat digunakan di dalam Internet, yaitu public address (alamat publik) dan private address (alamat pribadi).Alamat publik
alamat publik adalah alamat-alamat yang telah ditetapkan oleh InterNIC dan berisi beberapa buah network identifier yang telah dijamin unik (artinya, tidak ada dua host yang menggunakan alamat yang sama) jika intranet tersebut telah terhubung ke Internet.Ketika beberapa alamat publik telah ditetapkan, maka beberapa rute dapat diprogram ke dalam sebuah router sehingga lalu lintas data yang menuju alamat publik tersebut dapat mencapai lokasinya. Di Internet, lalu lintas ke sebuah alamat publik tujuan dapat dicapai, selama masih terkoneksi dengan Internet.
Alamat ilegal
Intranet-intranet pribadi yang tidak memiliki kemauan untuk mengoneksikan intranetnya ke Internet dapat memilih alamat apapun yang mereka mau, meskipun menggunakan alamat publik yang telah ditetapkan oleh InterNIC. Jika sebuah organisasi selanjutnya memutuskan untuk menghubungkan intranetnya ke Internet, skema alamat yang digunakannya mungkin dapat mengandung alamat-alamat yang mungkin telah ditetapkan oleh InterNIC atau organisasi lainnya. Alamat-alamat tersebut dapat menjadi konflik antara satu dan lainnya, sehingga disebut juga dengan illegal address, yang tidak dapat dihubungi oleh host lainnya.Alamat Privat
Setiap node IP membutuhkan sebuah alamat IP yang secara global unik terhadap Internetwork IP. Pada kasus Internet, setiap node di dalam sebuah jaringan yang terhubung ke Internet akan membutuhkan sebuah alamat yang unik secara global terhadap Internet. Karena perkembangan Internet yang sangat amat pesat, organisasi-organisasi yang menghubungkan intranet miliknya ke Internet membutuhkan sebuah alamat publik untuk setiap node di dalam intranet miliknya tersebut. Tentu saja, hal ini akan membutuhkan sebuah alamat publik yang unik secara global.Ketika menganalisis kebutuhan pengalamatan yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi, para desainer Internet memiliki pemikiran yaitu bagi kebanyakan organisasi, kebanyakan host di dalam intranet organisasi tersebut tidak harus terhubung secara langsung ke Internet. Host-host yang membutuhkan sekumpulan layanan Internet, seperti halnya akses terhadap web atau e-mail, biasanya mengakses layanan Internet tersebut melalui gateway yang berjalan di atas lapisan aplikasi seperti proxy server atau e-mail server. Hasilnya, kebanyakan organisasi hanya membutuhkan alamat publik dalam jumlah sedikit saja yang nantinya digunakan oleh node-node tersebut (hanya untuk proxy, router, firewall, atau translator alamat jaringan) yang terhubung secara langsung ke Internet.
Untuk host-host di dalam sebuah organisasi yang tidak membutuhkan akses langsung ke Internet, alamat-alamat IP yang bukan duplikat dari alamat publik yang telah ditetapkan mutlak dibutuhkan. Untuk mengatasi masalah pengalamatan ini, para desainer Internet mereservasikan sebagian ruangan alamat IP dan menyebut bagian tersebut sebagai ruangan alamat pribadi. Sebuah alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi tidak akan digunakan sebagai sebuah alamat publik. Alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi dikenal juga dengan alamat pribadi atau Private Address. Karena di antara ruangan alamat publik dan ruangan alamat pribadi tidak saling melakukan overlapping, maka alamat pribadi tidak akan menduplikasi alamat publik, dan tidak pula sebaliknya. Sebuah jaringan yang menggunakan alamat IP privat disebut juga dengan jaringan privat atau private network.
Ruangan alamat pribadi yang ditentukan di dalam RFC 1918 didefinisikan di dalam tiga blok alamat berikut:
- 10.0.0.0/8
- 172.16.0.0/12
- 192.168.0.0/16
- 169.254.0.0/16
10.0.0.0/8
Jaringan pribadi (private network) 10.0.0.0/8 merupakan sebuah network identifier kelas A yang mengizinkan alamat IP yang valid dari 10.0.0.1 hingga 10.255.255.254. Jaringan pribadi 10.0.0.0/8 memiliki 24 bit host yang dapat digunakan untuk skema subnetting di dalam sebuah organisasi privat.172.16.0.0/12
Jaringan pribadi 172.16.0.0/12 dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 16 network identifier kelas B atau sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki 20 bit yang dapat ditetapkan sebagai host identifier, yang dapat digunakan dengan menggunakan skema subnetting di dalam sebuah organisasi privat. Alamat jaringan privat 172.16.0.0/12 mengizinkan alamat-alamat IP yang valid dari 172.16.0.1 hingga 172.31.255.254.192.168.0.0/16
Jaringan pribadi 192.168.0.0/16 dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 256 network identifier kelas C atau sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki 16 bit yang dapat ditetapkan sebagai host identifier yang dapat digunakan dengan menggunakan skema subnetting apapun di dalam sebuah organisasi privat. Alamat jaringan privat 192.168.0.0/16 dapat mendukung alamat-alamat IP yang valid dari 192.168.0.1 hingga 192.168.255.254.169.254.0.0/16
Alamat jaringan ini dapat digunakan sebagai alamat privat karena memang IANA mengalokasikan untuk tidak menggunakannya. Alamat IP yang mungkin dalam ruang alamat ini adalah 169.254.0.1 hingga 169.254.255.254, dengan alamat subnet mask 255.255.0.0. Alamat ini digunakan sebagai alamat IP privat otomatis (dalam Windows, disebut dengan Automatic Private Internet Protocol Addressing (APIPA)).Hasil dari penggunaan alamat-alamat privat ini oleh banyak organisasi adalah menghindari kehabisan dari alamat publik, mengingat pertumbuhan Internet yang sangat pesat.
Ruang alamat | Dari alamat | Sampai alamat | Keterangan |
---|---|---|---|
010.000.000.000/8 | 010.000.000.001 | 010.255.255.254 | Ruang alamat privat yang sangat besar (mereservaskan kelas A untuk digunakan) |
172.016.000.000/12 | 172.016.000.001 | 172.031.255.254 | Ruang alamat privat yang besar (digunakan untuk jaringan menengah hingga besar) |
192.168.000.000/16 | 192.168.000.001 | 192.168.255.254 | Ruang alamat privat yang cukup besar (digunakan untuk jaringan kecil hingga besar) |
169.254.000.000/16 | 169.254.000.001 | 169.254.255.254 | Digunakan oleh fitur Automatic Private Internet Protocol Addressing (APIPA) dalam beberapa sistem operasi. |
Alamat Multicast
Alamat IP Multicast (Multicast IP Address) adalah alamat yang digunakan untuk menyampaikan satu paket kepada banyak penerima. Dalam sebuah intranet yang memiliki alamat multicast IPv4, sebuah paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan diteruskan oleh router ke subjaringan di mana terdapat host-host yang sedang berada dalam kondisi "listening" terhadap lalu lintas jaringan yang dikirimkan ke alamat multicast tersebut. Dengan cara ini, alamat multicast pun menjadi cara yang efisien untuk mengirimkan paket data dari satu sumber ke beberapa tujuan untuk beberapa jenis komunikasi. Alamat multicast didefinisikan dalam RFC 1112.Alamat-alamat multicast IPv4 didefinisikan dalam ruang alamat kelas D, yakni 224.0.0.0/4, yang berkisar dari 224.0.0.0 hingga 224.255.255.255. Prefiks alamat 224.0.0.0/24 (dari alamat 224.0.0.0 hingga 224.0.0.255) tidak dapat digunakan karena dicadangkan untuk digunakan oleh lalu lintas multicast dalam subnet lokal.
Daftar alamat multicast yang ditetapkan oleh IANA dapat dilihat pada situs IANA.
Alamat BroadcastAlamat broadcast untuk IP versi 4 digunakan untuk menyampaikan paket-paket data "satu-untuk-semua". Jika sebuah host pengirim yang hendak mengirimkan paket data dengan tujuan alamat broadcast, maka semua node yang terdapat di dalam segmen jaringan tersebut akan menerima paket tersebut dan memprosesnya. Berbeda dengan alamat IP unicast atau alamat IP multicast, alamat IP broadcast hanya dapat digunakan sebagai alamat tujuan saja, sehingga tidak dapat digunakan sebagai alamat sumber.
Ada empat buah jenis alamat IP broadcast, yakni network broadcast, subnet broadcast, all-subnets-directed broadcast, dan Limited Broadcast. Untuk setiap jenis alamat broadcast tersebut, paket IP broadcast akan dialamatkan kepada lapisan antarmuka jaringan dengan menggunakan alamat broadcast yang dimiliki oleh teknologi antarmuka jaringan yang digunakan. Sebagai contoh, untuk jaringan Ethernet dan Token Ring, semua paket broadcast IP akan dikirimkan ke alamat broadcast Ethernet dan Token Ring, yakni 0xFF-FF-FF-FF-FF-FF.
Network Broadcast
Alamat network broadcast IPv4 adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset semua bit host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang menggunakan kelas (classful). Contohnya adalah, dalam NetID 131.107.0.0/16, alamat broadcast-nya adalah 131.107.255.255. Alamat network broadcast digunakan untuk mengirimkan sebuah paket untuk semua host yang terdapat di dalam sebuah jaringan yang berbasis kelas. Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang ditujukan dengan alamat network broadcast.Subnet broadcast
Alamat subnet broadcast adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset semua bit host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang tidak menggunakan kelas (classless). Sebagai contoh, dalam NetID 131.107.26.0/24, alamat broadcast-nya adalah 131.107.26.255. Alamat subnet broadcast digunakan untuk mengirimkan paket ke semua host dalam sebuah jaringan yang telah dibagi dengan cara subnetting, atau supernetting. Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang ditujukan dengan alamat subnet broadcast.Alamat subnet broadcast tidak terdapat di dalam sebuah jaringan yang menggunakan kelas alamat IP, sementara itu, alamat network broadcast tidak terdapat di dalam sebuah jaringan yang tidak menggunakan kelas alamat IP.
All-subnets-directed broadcast
Alamat IP ini adalah alamat broadcast yang dibentuk dengan mengeset semua bit-bit network identifier yang asli yang berbasis kelas menjadi 1 untuk sebuah jaringan dengan alamat tak berkelas (classless). Sebuah paket jaringan yang dialamatkan ke alamat ini akan disampaikan ke semua host dalam semua subnet yang dibentuk dari network identifer yang berbasis kelas yang asli. Contoh untuk alamat ini adalah untuk sebuah network identifier 131.107.26.0/24, alamat all-subnets-directed broadcast untuknya adalah 131.107.255.255. Dengan kata lain, alamat ini adalah alamat jaringan broadcast dari network identifier alamat berbasis kelas yang asli. Dalam contoh di atas, alamat 131.107.26.0/24 yang merupakan alamat kelas B, yang secara default memiliki network identifer 16, maka alamatnya adalah 131.107.255.255.Semua host dari sebuah jaringan dengan alamat tidak berkelas akan menengarkan dan memproses paket-paket yang dialamatkan ke alamat ini. RFC 922 mengharuskan router IP untuk meneruskan paket yang di-broadcast ke alamat ini ke semua subnet dalam jaringan berkelas yang asli. Meskipun demikian, hal ini belum banyak diimplementasikan.
Dengan banyaknya alamat network identifier yang tidak berkelas, maka alamat ini pun tidak relevan lagi dengan perkembangan jaringan. Menurut RFC 1812, penggunaan alamat jenis ini telah ditinggalkan.
Limited broadcast
Alamat ini adalah alamat yang dibentuk dengan mengeset semua 32 bit alamat IP versi 4 menjadi 1 (11111111111111111111111111111111 atau 255.255.255.255). Alamat ini digunakan ketika sebuah node IP harus melakukan penyampaian data secara one-to-everyone di dalam sebuah jaringan lokal tetapi ia belum mengetahui network identifier-nya. Contoh penggunaanya adalah ketika proses konfigurasi alamat secara otomatis dengan menggunakan Boot Protocol (BOOTP) atau Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP). Sebagai contoh, dengan DHCP, sebuah klien DHCP harus menggunakan alamat ini untuk semua lalu lintas yang dikirimkan hingga server DHCP memberikan sewaan alamat IP kepadanya.Semua host, yang berbasis kelas atau tanpa kelas akan mendengarkan dan memproses paket jaringan yang dialamatkan ke alamat ini. Meskipun kelihatannya dengan menggunakan alamat ini, paket jaringan akan dikirimkan ke semua node di dalam semua jaringan, ternyata hal ini hanya terjadi di dalam jaringan lokal saja, dan tidak akan pernah diteruskan oleh router IP, mengingat paket data dibatasi saja hanya dalam segmen jaringan lokal saja. Karenanya, alamat ini disebut sebagai limited broadcast.
BAB 2 (Jenis Routing)
Jenis-Jenis Routing Terlengkap
Dalam
dunia networking, Anda akan menemukan istilah routing. Routing
merupakan sesuatu yang sangat vital dalam dunia networking. Karena
routing adalah proses pengambilan sebuah paket data dari sebuah alat dan
mengirimkan melalui network ke alat lain di dalam network yang berbeda.
Alat yang dimaksud adalah router. Jika network Anda tidak memiliki
router, maka jelas Anda tidak melakukan routing.
Agar sebuah router bisa melakukan routing, ada hal-hal yang harus diketahui oleh router tersebut, yaitu:
Proses routing IP di dalam sebuah jaringan komputer dapat diutarakan dalam paragraf di bawah ini :
Default gateway dari host 172.16.10.2 (Host_A) dikonfigurasi ke 172.16.10.1. Agar bisa mengirimkan paket dari host ini ke default gateway, harus diketahui dulu alamat hardware dari interface “Ethernet 0″ dari router yang dikonfigurasi dengan alamat IP 172.16.10.1. Mengapa seperti itu? Tujuannya agar paket dapat diserahkan ke layer Data Link, lalu dienkapsulasi menjadi frame, dan dikirimkan ke interface router yang terhubung ke jaringan 172.16.10.0. Host berkomunikasi hanya dengan alamat hardware pada jaringan LAN. Agar Host_A dapat berkomunikasi dengan Host_B, Host_A harus mengirimkan paket ke alamat MAC dari default gateway di jaringan lokal tersebut.
Nah,
agar paket tersebut diketahui jalur-jalur routingnya, ada beberapa
jenis-jenis routing yang salah satunya bisa diterapkan di dalam jaringan
komputer. Jenis-jenis routing tersebut terbagi lagi berdasarkan sifat
dan protokolnya. Seperti apa cara kerja jenis-jenis routing tersebut,
artikel kali ini akan mengupasnya untuk Anda.
A. Sifat Routing
1. Routing Statis
Routing statis adalah routing yang dilakukan secara manual oleh Administrator Jaringan. Caranya dengan memasukan pengaturan routing ke dalam routing table dari router. Pengaturan tersebut mendefinisikan jalur sebuah paket dengan suatu tujuan akan dilewatkan melalui interface mana.
Kelebihan dan kekurangan static routing
atau routing static bisa menjadi pertimbangan bagi Anda yang hendak
menerapkan routing jenis ini. Kelebihan routing statis diantaranya:
Routing
jenis ini digunakan untuk mengirimkan paket-paket secara manual ke
router hop berikutnya dengan cara menambahkan router ke sebuah network
tujuan yang remote networknya tidak ada di routing table. Bisanya
digunakan pada jaringan yg hanya memiliki satu jalur keluar. Biasanya,
routing jenis ini didefinisikan dengan alamat : 0.0.0.0/0.
Routing default memiliki kelebihan, yaitu konfigurasinya yang cukup simple. Administrator cukup memasukkan satu perintah routing, maka semua route akan dapat dilewati. Sedangkan kekurangan dari routing default adalah adanya routing yang tidak diperlukan, karena routing ini memungkinan semua router menerima routing yang tidak diperlukan. Hal tersebut dapat menaikkan penggunaan hardware dan membuat kinerja router menjadi lelet.
3. Routing Dinamis
Routing dinamis yaitu proses routing yang dilakukan dengan cara membuat jalur komunikasi data secara otomatis sesuai dengan konfigurasi yang dibuat. Jika ada perubahan topologi di dalam jaringan, maka router akan otomatis membuat jalur routing yang baru. Routing jenis ini berada pada lapisan network layer jaringan komputer dalam TCP/IP Protocol Suites.
Routing dinamis digunakan untuk menemukan network serta untuk melakukan update routing table pada router. Routing jenis ini lebih mudah dilakukan ketimbang routing statis dan default. Walaupun begitu, routing jenis cukup menguras kinerja pemrosesan data di CPU router dan penggunaan bandwidth dalam jaringan.
Routing dinamis memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
Selain ketiga jenis routing yang dijelaskan di atas, ada juga beberapa protokol dalam routing. Protokol ini ada yang disebut routed protocol (protokol yang di-routing) dan routing protocol (protokol untuk melakukan routing). Apa saja protokol-protokol routing tersebut?
1. Routed protocol
Routed protokol adalah protokol-protokol yang dapat dirutekan oleh sebuah router. Routed protocol biasanya digunakan untuk mengirimkan data user dari satu network ke network lainnya. Routed protocol membawa trafik data seperti e-mail, file transfer, trafik web, dan lainnya. Contoh dari routed protocol adalah: IP, IPX, AppleTalk, dan DECnet.
2. Routing protocol
Routing protocol adalah protokol dalam jaringan komputer yang digunakan untuk secara dinamis membroadcast dan mempelajari jaringan yang terhubung, dan untuk mempelajari rute (network path) yang tersedia. Dengan routing protocol, router yang berbeda bisa saling bertukar update antara satu sama lain dengan router lainnya dan mendapat rute routing paling efisien ke tujuan. Contoh dari routing protocol diantaranya OSPF, RIP, BGP, IGRP, dan EIGRP.
Dalam routing protocol, terdapat 3 jenis class yang membedakan tiap protokol, diantaranya:
- Alamat tujuan
- Router-router tetangga dari mana sebuah router bisa mempelajari sebuah network remote yang diberikan
- Router yang mungkin terhubung ke semua network remote
- Router terbaik untuk setiap network remote
Proses routing IP di dalam sebuah jaringan komputer dapat diutarakan dalam paragraf di bawah ini :
Default gateway dari host 172.16.10.2 (Host_A) dikonfigurasi ke 172.16.10.1. Agar bisa mengirimkan paket dari host ini ke default gateway, harus diketahui dulu alamat hardware dari interface “Ethernet 0″ dari router yang dikonfigurasi dengan alamat IP 172.16.10.1. Mengapa seperti itu? Tujuannya agar paket dapat diserahkan ke layer Data Link, lalu dienkapsulasi menjadi frame, dan dikirimkan ke interface router yang terhubung ke jaringan 172.16.10.0. Host berkomunikasi hanya dengan alamat hardware pada jaringan LAN. Agar Host_A dapat berkomunikasi dengan Host_B, Host_A harus mengirimkan paket ke alamat MAC dari default gateway di jaringan lokal tersebut.
A. Sifat Routing
1. Routing Statis
Routing statis adalah routing yang dilakukan secara manual oleh Administrator Jaringan. Caranya dengan memasukan pengaturan routing ke dalam routing table dari router. Pengaturan tersebut mendefinisikan jalur sebuah paket dengan suatu tujuan akan dilewatkan melalui interface mana.
- Tidak ada overhead (waktu pemrosesan) pada CPU router
- Tidak ada bandwidth yang digunakan di antara router.
- Jaminan keamanan, karena administrator jaringan dapat memilih untuk mengatur akses routing ke jaringan tertentu saja.
- Administrator harus memahami betul perihal internetwork di dalam sebuah sistem dan bagaimana setiap router dihubungkan agar dapat mengatur router dengan benar.
- Jika sebuah network ditambahkan ke internetwork, Administrator harus menambahkan sebuah routing table ke semua router yang terhubung secara manual.
- Routing statis tidak cocok untuk jaringan komputer skala besar karena untuk menjaganya akan menjadi sebuah pekerjaan full-time sendiri.
Routing default memiliki kelebihan, yaitu konfigurasinya yang cukup simple. Administrator cukup memasukkan satu perintah routing, maka semua route akan dapat dilewati. Sedangkan kekurangan dari routing default adalah adanya routing yang tidak diperlukan, karena routing ini memungkinan semua router menerima routing yang tidak diperlukan. Hal tersebut dapat menaikkan penggunaan hardware dan membuat kinerja router menjadi lelet.
3. Routing Dinamis
Routing dinamis yaitu proses routing yang dilakukan dengan cara membuat jalur komunikasi data secara otomatis sesuai dengan konfigurasi yang dibuat. Jika ada perubahan topologi di dalam jaringan, maka router akan otomatis membuat jalur routing yang baru. Routing jenis ini berada pada lapisan network layer jaringan komputer dalam TCP/IP Protocol Suites.
Routing dinamis digunakan untuk menemukan network serta untuk melakukan update routing table pada router. Routing jenis ini lebih mudah dilakukan ketimbang routing statis dan default. Walaupun begitu, routing jenis cukup menguras kinerja pemrosesan data di CPU router dan penggunaan bandwidth dalam jaringan.
Routing dinamis memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
- Hanya mengenalkan alamat host yang terhubung langsung dengan router
- Router tidak perlu mengetahui semua alamat network yang ada.
- Jika terdapat penambahan suatu network baru, maka semua router tidak perlu mengatur ulang. Hanya router-router yang berkaitan yang akan melakukannya.
- Beban kerja router menjadi lebih berat karena selalu memperbarui routing table di setiap waktu tertentu.
- Kecepatan pengenalan dan kelengkapan routing table memakan waktu lama. Alasannya karena router akan melakukan broadcast ke semua router sampai ada routing table yang cocok. Setelah konfigurasi selesai, router harus menunggu beberapa saat agar setiap router mendapat semua alamat IP yang tersedia.
Selain ketiga jenis routing yang dijelaskan di atas, ada juga beberapa protokol dalam routing. Protokol ini ada yang disebut routed protocol (protokol yang di-routing) dan routing protocol (protokol untuk melakukan routing). Apa saja protokol-protokol routing tersebut?
1. Routed protocol
Routed protokol adalah protokol-protokol yang dapat dirutekan oleh sebuah router. Routed protocol biasanya digunakan untuk mengirimkan data user dari satu network ke network lainnya. Routed protocol membawa trafik data seperti e-mail, file transfer, trafik web, dan lainnya. Contoh dari routed protocol adalah: IP, IPX, AppleTalk, dan DECnet.
2. Routing protocol
Routing protocol adalah protokol dalam jaringan komputer yang digunakan untuk secara dinamis membroadcast dan mempelajari jaringan yang terhubung, dan untuk mempelajari rute (network path) yang tersedia. Dengan routing protocol, router yang berbeda bisa saling bertukar update antara satu sama lain dengan router lainnya dan mendapat rute routing paling efisien ke tujuan. Contoh dari routing protocol diantaranya OSPF, RIP, BGP, IGRP, dan EIGRP.
- RIP (Routing Information Protocol), merupakan protokol yang memberikan routing table berdasarkan router yang terhubung langsung. Lalu, router selanjutnya akan memberikan informasi ke router selanjutnya yang terhubung langsung dengan router tersebut.
- OSPF (Open Shortest Path First). OSPF adalah sebuah routing protocol standar terbuka yang telah diaplikasikan oleh sejumlah vendor jaringan dan dijelaskan di RFC 2328. OSPF bekerja dengan sebuah algoritma link-state yang disebut algoritma Dijkstra / SPF. Cara kerja dari protokol ini adalah: Pertama, sebuah “pohon” dengan jalur terpendek akan dibangun. Kemudian, routing table akan diisi dengan jalur-jalur terbaik yang dihasilkan dari “pohon” tersebut. OSPF hanya mendukung routing IP saja. Update routing akan dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi jaringan.
- EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol). Protokol routing ini menggunakan algoritma advanced distance vector dan menggunakan cost load balancing yang tidak sama. Algoritma yang dipakai adalah kombinasi antara distance vector dan link-state, serta menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek. Perintah dasar Cisco sangat mendukung protokol ini, karena protokol ini diciptakan oleh Cisco System.
- BGP (Border Gateway Protocol). BGP merupakan salah satu jenis routing protocol yang ada di dunia komunikasi data. Sebagai routing protocol, BGP memiliki kemampuan untuk melakukan pengumpulan rute, pertukaran rute dan menentukan rute terbaik menuju ke sebuah lokasi dalam sebuah jaringan. Routing protocol juga pasti dilengkapi dengan algoritma yang pintar dalam mencari jalan terbaik. Namun yang membedakan BGP dengan routing protocol lain adalah BGP termasuk ke dalam kategori routing protocol jenis Exterior Gateway Protocol (EGP).
Dalam routing protocol, terdapat 3 jenis class yang membedakan tiap protokol, diantaranya:
- Distance vector, protocol yang termasuk ke dalam class ini akan menemukan jalur terbaik ke sebuah network dengan cara menilai jarak yang ditempuh oleh jalur tersebut. Jalur routing dengan jarak hop yang paling sedikit ke network yang dituju, akan menjadi jalur terbaik.
- Link state, atau disebut juga protocol shortest-path-first. Fungsi routing table pada router yang menerapkan protokol jenis ini cukup unik, karena fungsi dari routing table tersebut terbagi menjadi tiga table terpisah. Satu untuk mencatat perubahan dari network-network yang terhubung secara langsung, satu lainnya untuk menentukan topologi dari keseluruhan internetwork, dan satu table terakhir digunakan sebagai routing table.
- Hybrid, protokol yang termasuk ke dalam class ini menggunakan aspek-aspek dari routing protokol jenis distance-vector dan routing protocol jenis link-state.
BAB 2 (Route Table)
ROUTING TABLE
Setiap destination address di panggil pada saat routing. Alamat tersebut
mungkin dimiliki oleh host pada network yang berbeda atau merupakan
alamt dari host yang terkoneksi secara langsung pada router.
Minimalnya jalur yang terdapat pada database route harus memiliki dua hal berikut:
+ Destination address (alamat tujuan).
+ Pointer ke tujuan, pointer akan mengindikasi bahwa destination address apakah terkoneksi secara langsung atau harus melalui router lain untuk mencapainya.
Alamat tujuan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
+ Host address
+ Subnet
+ Group of subnets (a summary route)
+ Major network number
+ Group of major network number (a supernet)
+ Default address
Jika pada saat melakukan pencocokan destination address pada paket yang datang dengan table route tidak ditemukan network yang cocok, maka paket yang tersebut akan di drop dan pesan ICMP Destination Unreachable akan dikirimkan ke source address.
Untuk memahami lebih detail lagi bagai mana proses yang terdapat pada route table maka kita akan mempelajari Big picture pada gambar dibawah ini.
Jika router Carrol pada ganbar diatas menerima paket dengan sourece address 10.1.1.97 dan alamat tujuan 10.1.7.35, maka router akan melihat ke route table untuk melakukan pencocokan alamat tujuan yaitu subnet dari network 10.1.7.0, berdasarkan route table router Carrol alamat tujuan tersebut dapat dicapai melalui next-hop address 10.1.2.2 pada interface S0.
Paket tersebut akan dikirimkan ke router berikutnya (Dahl), router Dahl akan melakukan hal yang sama seperti router Carrol lakukan melakukan pengecekan pada route table yang dimilikinya, maka di dapat bahwa network 10.1.7.0 dapat dicapai melalui next-hop address 10.1.4.2 melalui interface S1.
Proses ini terus dilakukan sampai paket berada di router Baum, router Baum menerima paket dari interface S0, melakukan pengecekan dan menemukan bahwa destination address merupakan directly connected subnet pada iterface E0. Dengan demikian proses routing selesai, dan pake dikirim ke host 10.1.7.35 melalui interface Ethernet 0.
Mungkin masih terdapat pertanyaan dikepala kita, "Bagaimana jika alamat tujuan tidak terdapat pada tabel route, apakah akan diteruskan ?" Jawabannya "Tidak" hal ini sudah dijelaskan diatas, namun untuk lebih jelasnya kita akan mencontohkannya dengan menggunakan gambar diatas.
Pada gambar dapat kita lihat bahwa alamat untuk network 10.1.1.0 tidak terdapat pada route table router Dahl's. Sebuah Reply akan dikirimkan dari 10.1.1.97 ke 10.1.7.35, tetapi ketika paket reply telah melewati router Baum - Lewis - Dahl. Ketika Dahl melakukan pencocokan alamat degan teble route yang dimilikinya dia tidak dapat menemukan jalur untuk subnet 10.1.1.0, maka paket tersebut akan di drop. dan pesan ICM Destination Unreachable akan dikirimkan ke host 10.1.7.35.
Minimalnya jalur yang terdapat pada database route harus memiliki dua hal berikut:
+ Destination address (alamat tujuan).
+ Pointer ke tujuan, pointer akan mengindikasi bahwa destination address apakah terkoneksi secara langsung atau harus melalui router lain untuk mencapainya.
Alamat tujuan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
+ Host address
+ Subnet
+ Group of subnets (a summary route)
+ Major network number
+ Group of major network number (a supernet)
+ Default address
Jika pada saat melakukan pencocokan destination address pada paket yang datang dengan table route tidak ditemukan network yang cocok, maka paket yang tersebut akan di drop dan pesan ICMP Destination Unreachable akan dikirimkan ke source address.
Untuk memahami lebih detail lagi bagai mana proses yang terdapat pada route table maka kita akan mempelajari Big picture pada gambar dibawah ini.
Jika router Carrol pada ganbar diatas menerima paket dengan sourece address 10.1.1.97 dan alamat tujuan 10.1.7.35, maka router akan melihat ke route table untuk melakukan pencocokan alamat tujuan yaitu subnet dari network 10.1.7.0, berdasarkan route table router Carrol alamat tujuan tersebut dapat dicapai melalui next-hop address 10.1.2.2 pada interface S0.
Paket tersebut akan dikirimkan ke router berikutnya (Dahl), router Dahl akan melakukan hal yang sama seperti router Carrol lakukan melakukan pengecekan pada route table yang dimilikinya, maka di dapat bahwa network 10.1.7.0 dapat dicapai melalui next-hop address 10.1.4.2 melalui interface S1.
Proses ini terus dilakukan sampai paket berada di router Baum, router Baum menerima paket dari interface S0, melakukan pengecekan dan menemukan bahwa destination address merupakan directly connected subnet pada iterface E0. Dengan demikian proses routing selesai, dan pake dikirim ke host 10.1.7.35 melalui interface Ethernet 0.
Mungkin masih terdapat pertanyaan dikepala kita, "Bagaimana jika alamat tujuan tidak terdapat pada tabel route, apakah akan diteruskan ?" Jawabannya "Tidak" hal ini sudah dijelaskan diatas, namun untuk lebih jelasnya kita akan mencontohkannya dengan menggunakan gambar diatas.
Pada gambar dapat kita lihat bahwa alamat untuk network 10.1.1.0 tidak terdapat pada route table router Dahl's. Sebuah Reply akan dikirimkan dari 10.1.1.97 ke 10.1.7.35, tetapi ketika paket reply telah melewati router Baum - Lewis - Dahl. Ketika Dahl melakukan pencocokan alamat degan teble route yang dimilikinya dia tidak dapat menemukan jalur untuk subnet 10.1.1.0, maka paket tersebut akan di drop. dan pesan ICM Destination Unreachable akan dikirimkan ke host 10.1.7.35.
BAB 2 (Analogi Routing)
ROUTING DAN PROTOKOL ROUTING dan ANALOGINYA
ROUTING DAN PROTOKOL ROUTING
Routing merupakan proses pencarian path atau alur guna memindahkan informasi dari host sumber (source
address) ke host tujuan (destinations address) melalui koneksi internetwork.
Router menyaring (filter) lalu lintas data. Penyaringan dilakukan bukan
dengan melihat alamat paket data, tetapi dengan menggunakan protokol
tertentu. Router muncul untuk menangani perlunya membagi jaringan secara
logikal bukan fisikal. Sebuah IP router bisa membagi jaringan menjadi
beberapa subnet sehingga hanya lalu lintas yang ditujukan untuk IP
address tertentu yang bisa mengalir dari satu segmen ke segmen lain.
Kita akan menggunakan router ketika akan menghubungkan jaringan komputer
ke jaringan lain, baik jaringan pribadi (LAN/WAN) atau jaringan publik
(Internet).
Diperlukan adanya router untuk melakukan routing di dalam jaringan,
dimana router membutuhkan informasi-informasi sebagai berikut:
- Alamat Tujuan/Destination Address – Tujuan atau alamat item yang akan dirouting
- Mengenal sumber informasi – Dari mana sumber (router lain) yang dapat dipelajari oleh router dan memberikan jalur sampai ke tujuan.
- Menemukan rute – Rute atau jalur mana yang mungkin diambil sampai ke tujuan.
- Pemilihan rute – Rute yang terbaik yang diambil untuk sampai ke tujuan.
- Menjaga informasi routing – Suatu cara untuk menjaga jalur sampai ke tujuan yang sudah diketahui dan paling sering dilalui.
Analogi :
Misalkan kita berada pada persimpangan jalan, mungkin kita akan merasa
bingung jika tidak ada petunjuk jalan, di setiap persimpangan jalan
(router) seharusnya ada petunjuk jalan supaya orang tidak bingung dan
tersesat. Untuk jalan yang rumit dan berputar-putar tidaklah cukup jika
menggunakan static routing. Tentunya kita akan merasa bingung jika
disetiap persimpangan kita harus bertanya pada orang apalagi kepada
orang yang tidak tahu. Oleh karena itu disini diperlukan dinamic
routing, analoginya seperti ada polisi yang membawa HT dan memberikan
jalur mana saja yang bisa dilewati. Polisi akan selalu koordinasi
beberapa kali sehari, agar jika ada jalan yang macet, ada tabrakan, ada
pohon rubuh, polisi akan segera meng-update petunjuk jalan yang lain.
Biasanya polisi yang bertingkat rendah akan memakai HT yang kita sebut
sebagai RIP, yang memiliki jarak paling jauh 30 hop (simpangan). Polisi
yang berada pada tempat yang ramai bisa menggunakan isis atau ospf,
biasanya sudah membawa HP maupun PDA jadi akan lebih pintar dan cepat
untuk melakukan update. Polisi tingkat dunia biasanya memiliki kantor
pada persimpangan dan sudah mempunyai peralatan pengacak jaringan
seluruh dunia, ini disebut BGP.
Ada dua bagian routing paket IP :
- Bagaimana meneruskan paket dari interface input ke interface output pada suatu router (“IP forwarding”) ?
- Paket biasanya diteruskan (forwarding) kesejumlah router sebelum mencapai host tujuan
- IP forwarding dilaksanakan atas dasar hop-by-hop yaitu tidak ada yang tau rute yang lengkap. Tujuan forwarding adalah membawa paket IP lebih dekat ke tujuan
2.Bagaimana mencari dan men-setup rute (“Routing algorithm”) ?
Protokol routing membentuk suatu tabel routing yang digunakan untuk
menyeleksi jalur yang akan digunakan. Didalam tabel routing terdapat
suatu alamat tujuan paket data dan hop yaitu suatu router yang akan
dituju setelah router tersebut.
Konsep berikut sangatlah penting untuk memahami routing pada jaringan IP:
– Autonomous system
– Interior vs Exterior routing
– Distance vector vs. link state routing algorithms
Autonomous System (AS)
Suatu autonomous system adalah bagian logical dari jaringan IP yang
besar, biasanya dimiliki oleh sebuah organisasi jaringan dan
diadministrasikan oleh sebuah management resmi. Setiap router dapat
berkomunikasi dengan router yang lain dalam satu autonomous system.
Contoh dari autonomous region adalah:
– Internet Service Provider Regional
– Jaringan kampus ITB
Di dalam autonomous system, routing dilaksanakan secara:
- Interior Routing yaitu dalam autonomous system
- Exterior Routing yaitu antara autonomous system
Perbedaan Interior Routing dan Exterior Routing
Interior Routing
|
Exterior Routing
|
Routing di dalam suatu AS
| Routing antara AS |
Protokol untuk Intradomain routing juga disebut Interior Gateway Protocol / IGP
Protokol yang populer
| Protokol untuk interdomain routing disebut Exterior Gateway Protocol/ EGP
Protokol routing:
|
Mengabaikan Internet di luar AS | Mengasumsikan Internet terdiri dari sekumpulan interkoneksi AS |
Algoritma-Algoritma Routing (Pada Internet)
Perbedaan mendasar antara distance vector dan link state adalah:
- Distance Vector hanya memiliki informasi routing dari router tetangganya, sedangkan Link State memiliki informasi routing dari setiap node yang ada.
- Untuk mendapatkan lintasan/rute yang terbaik, Distance Vector menggunakan Algoritma Bellman-Ford, sedangkan Link State menggunakan Algoritma Djikstra.
Distance Vector
Pembentukan tabel routing pada Distance Vector dilakukan dengan cara
tiap-tiap router atau PC router akan saling bertukar informasi routing
dengan router atau PC router yang terhubung langsung. Proses pertukaran
informasi routing dilakukan secara periodik, misal tiap 30 detik.
Proses pembentukan tabel pada protokol routing yang menggunakan konsep distance vector adalah sebagai berikut :
- Mula-mula tabel routing yang dimiliki oleh masing-masing router atau PC router akan berisi informasi alamat jaringan yang terhubung langsung dengan router atau PC router tersebut.
- Secara periodik masing-masing router atau PC router akan saling bertukar informasi sehingga isi tabel routing dari semua router terisi lengkap (converged).
Link State
Protokol routing yang menggunakan konsep link state akan membentuk tabel
routing menurut pandangan atau perhitungan router atau PC router
masing-masing, tidak bergantung pada pendapat router atau PC router
tetangga.
Tabel routing yang dibentuk dengan menggunakan konsep link state dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut :
- Pada awalnya setiap router atau PC router akan saling mengirimkan dan melewatkan paket link state.
- Paket link state yang diterima dari router atau PC router lain dikumpulkan dalam sebuah database topologi.
- Berdasarkan informasi yang terkumpul di dalam database, router atau PC router melakukan perhitungan dengan mengggunakan algoritma short path first (SPF).
- Algoritma SPF menghasilkan short path first tree.
- Akhirnya SPF Tree membentuk daftar isi tabel routing.
Kelima proses di atas dilakukan oleh masing-masing router atau PC
router. Jika terjadi perubahan topologi jaringan, pemberitahuannya akan
dikirimkan segera ke tiap-tiap router atau PC router sehingga proses
update informasi routing dapat segera dilakukan.
Static Routing
Router meneruskan paket dari sebuah network ke network yang lainnya
berdasarkan rute (catatan: seperti rute pada bis kota) yang ditentukan
oleh administrator. Rute pada static routing tidak berubah, kecuali jika
diubah secara manual oleh administrator.
kekurangan dan kelebihan static routing:
- dengan menggunakan next hop
( + ) dapat mencegah trjadinya eror dalam meneruskan paket ke router
tujuan apabila router yang akan meneruskan paket memiliki link yang
terhubung dengan banyak router.itu disebabkan karena router telah
mengetahui next hop, yaitu ip address router tujuan
( – ) static routing yang menggunakan next hop akan mengalami multiple
lookup atau lookup yg berulang. lookup yg pertama yang akan dilakukan
adalah mencari network tujuan,setelah itu akan kembali melakukan proses
lookup untuk mencari interface mana yang digunakan untuk menjangkau next
hopnya.
- dengan menggunakan exit interface
( + ) proses lookup hanya akan terjadi satu kali saja ( single lookup )
karena router akan langsung meneruskan paket ke network tujuan melalui
interface yang sesuai pada routing table
( – ) kemungkinan akan terjadi eror keteka meneruskan paket. jika link
router terhubung dengan banyak router, maka router tidak bisa memutuskan
router mana tujuanya karena tidak adanya next hop pada tabel routing.
karena itulah, akan terjadi eror.
routing static dengan menggunakan next hop cocok digunakan untuk
jaringan multi-access network atau point to multipoint sedangkan untuk
jaringan point to point, cocok dengan menggunakan exit interface dalam
mengkonfigurasi static route.
recursive route lookup adalah proses yang terjadi pada routing tabel
untuk menentukan exit interface mana yang akan digunakan ketika akan
meneruskan paket ke tujuannya.
Dynamic Routing
Dynamic router mempelajari sendiri Rute yang terbaik yang akan
ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network
lainnya. Administrator tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh
paket-paket tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara
router mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri.
Rute pada dynamic routing berubah, sesuai dengan pelajaran yang
didapatkan oleh router.
Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan
yang sama maka perlu digunakan dynamic routing. Sebuah dynamic routing
dibangun berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh protokol routing.
Protokol ini didesain untuk mendistribusikan informasi yang secara
dinamis mengikuti perubahan kondisi jaringan. Protokol routing mengatasi
situasi routing yang kompleks secara cepat dan akurat. Protokol routng
didesain tidak hanya untuk mengubah ke rute backup bila rute utama
tidak berhasil, namun juga didesain untuk menentukan rute mana yang
terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.
Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara manual
oleh admin. Router saling bertukar informasi routing agar dapat
mengetahui alamat tujuan dan menerima tabel routing. Pemeliharaan jalur
dilakukan berdasarkan pada jarak terpendek antara device pengirim dan
device tujuan.
1. Routing Information Protocol (RIP)
Routing protokol yang menggunakan algoritma distance vector, yaitu
algortima Bellman-Ford. Pertama kali dikenalkan pada tahun 1969 dan
merupakan algoritma routing yang pertama pada ARPANET. Versi awal dari
routing protokol ini dibuat oleh Xerox Parc’s PARC Universal Packet
Internetworking dengan nama Gateway Internet Protocol. Kemudian diganti
nama menjadi Router Information Protocol (RIP) yang merupakan bagian
Xerox network Services.
RIP yang merupakan routing protokol dengan algoritma distance vector,
yang menghitung jumlah hop (count hop) sebagai routing metric. Jumlah
maksimum dari hop yang diperbolehkan adalah 15 hop. Tiap RIP router
saling tukar informasi routing tiap 30 detik, melalui UDP port 520.
Untuk menghindari loop routing, digunakan teknik split horizon with poison reverse. RIP merupakan routing protocol yang paling mudah untuk di konfigurasi.
RIP memiliki 3 versi yaitu :
- RIPv1
- RIPv2
- RIPng
Kelebihan
- menggunakan metode Triggered Update
- RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing.
- Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update).
- Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan
Kekurangan
- Jumlah host Terbatas
- RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.
- RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM).
- Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada
2. Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)
IGRP (Interior Gateway Routing Protocol) adalah juga protocol distance
vector yang diciptakan oleh perusahaan Cisco untuk mengatasi kekurangan
RIP. Jumlah hop maksimum menjadi 255 dan sebagai metric, IGRP
menggunakan bandwidth, MTU, delay dan load. IGRP adalah protocol routing
yang menggunakan Autonomous System (AS) yang dapat menentukan routing
berdasarkan system, interior atau exterior. Administrative distance
untuk IGRP adalah 100.
Kelebihan
- support = 255 hop count
Kekurangan
- Jumlah Host terbatas
3.Open Shortest Path First (OSPF)
OSPF (Open Shortest Path First ) merupakan sebuah routing protokol
berjenis IGP (interior gateway routing protocol) yang hanya dapat
bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan.
Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih memiliki
hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata
lain, Anda masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut.
Jika Anda sudah tidak memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya,
maka jaringan tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal.
Selain itu, OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar
terbuka. Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor
manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat
manapun dapat kompatibel dengannya, dan di manapun routing protokol ini
dapat diimplementasikan. OSPF merupakan routing protokol yang
menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan
menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan
menggunakan sistem pengelompokan area.
OSPF memiliki 3 table di dalam router :
- Routing table
Routing table biasa juga disebut sebagai Forwarding database. Database
ini berisi the lowest cost untuk mencapai router-router/network-network
lainnya. Setiap router mempunyai Routing table yang berbeda-beda.
2. Adjecency database
Database ini berisi semua router tetangganya. Setiap router mempunyai Adjecency database yang berbeda-beda.
3. Topological database
Database ini berisi seluruh informasi tentang router yang berada dalam satu networknya/areanya.
Kelebihan
- tidak menghasilkan routing loop
- mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus
- dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan
- membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area.
- waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat
Kekurangan
- Membutuhkan basis data yang besar
- Lebih rumit
4. Enchanced Interior Gatway Routing Protocil (EIGRP)
EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) adalah routing
protocol yang hanya di adopsi oleh router cisco atau sering disebut
sebagai proprietary protocol pada cisco. Dimana EIGRP ini hanya bisa
digunakan sesama router cisco saja. Bgmn bila router cisco digunakan
dengan router lain spt Juniper, Hwawei, dll menggunakan EIGRP??? Seperti
saya bilang diatas, EIGRP hanya bisa digunakan sesama router cisco
saja. EIGRP ini sangat cocok digunakan utk midsize dan large company. Karena banyak sekali fasilitas2 yang diberikan pada protocol ini.
Kelebihan
- melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop.
- memerlukan lebih sedikit memori dan proses
- memerlukan fitur loopavoidance
Kekurangan
- Hanya untuk Router Cisco
5. Border Gateway Protocol (BGP)
Border Gateway Protocol (BGP) adalah sebuah sistem antar autonomous
routing protocol. Sistem autonomous adalah sebuah jaringan atau kelompok
jaringan di bawah administrasi umum dan dengan kebijakan routing umum.
BGP digunakan untuk pertukaran informasi routing untuk Internet dan
merupakan protokol yang digunakan antar penyedia layanan Internet
(ISP). Pelanggan jaringan, seperti perguruan tinggi dan perusahaan,
biasanya menggunakan sebuah Interior Gateway Protocol (IGP) seperti RIP
atau OSPF untuk pertukaran informasi routing dalam jaringan
mereka. Pelanggan menyambung ke ISP, dan ISP menggunakan BGP untuk
bertukar pelanggan dan rute ISP . Ketika BGP digunakan antar Autonom
System (AS), protokol ini disebut sebagai External BGP (EBGP). Jika
penyedia layanan menggunakan BGP untuk bertukar rute dalam suatu AS,
maka protokol disebut sebagai Interior BGP (IBGP)
Langganan:
Postingan (Atom)